Banyak upaya yang telah dilakukan oleh pendidik atau guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Akan tetapi, siswa sudah mulai bosan dengan metode yang telah berlangsung. Maka dari itu diperlukan ide dari masing-masing pihak dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Salah satu ide yang bisa digunakan adalah penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
Baru-baru ini telah muncul satu teknologi yang disebut Augmented Reality(AR) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Realitas Tertambah. Teknologi AR tersebut telah dikembangkan sejak tahun 1968 hingga saat ini dengan berbagai penambahan dan pembaruan yang diperlukan. Teknologi AR merupakan variasi dari teknologi Virtual Reality yang menggabungkan benda maya dua dimensi maupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata yang diestimasi atau diproyeksikan pada waktu yang nyata pula. Sehingga memungkinkan pengguna AR berinteraksi dengan benda di lingkungan nyata menjadi lebih nyata.
"Lalu, bagaimana hubungan pembelajaran menyenangkan dengan augmented reality?"
Pada saat ini, berbagai aplikasi AR telah dapat diintregasikan dalam upaya meningkatkan standar kurikulum yang digunakan. Hal tersebut dikarenakan adanya grafik, audio, video dan teks dapat ditampilkan atau di-overlay secara langsung pada siswa secara real-time. Sehingga siswa dapat mempelajarinya dengan baik dan menyenangkan.
Saat ini banyak siswa yang
sudah mulai bosan dengan pembelajaran yang bersifat monoton, seperti halnya
terlalu banyak menulis dan menggambar serta mengukur bentuk bangun dalam
pelajaran matematika. Siswa juga telah bosan belajar dengan memperhatikan
gambar dua dimensi yang statis dan hanya bisa dilihat dari satu arah pada buku
pelajaran mereka. Dengan adanya Augmented
Reality, akan menciptakan pengalaman baru bagi pelajar dalam mempelajari
suatu hal melalui buku. Misalnya buku tersebut diberi marker yang mampu
dipindai oleh perangkat AR, yang kemudian AR dapat menampilkan tambahan
informasi dan pengetahuan dari buku dalam bentuk multimedia.
Teknologi AR juga dapat
diaplikasikan di sekolah dasar maupun sekolah menengah pertama. Biasanya, siswa
pada usia tersebut membutuhkan visualisasi atas apa yang mereka pelajari,
sehingga AR mampu melakukan visualisasi bagi mereka. Seperti halnya, ketika
siswa belajar tentang tata surya, yang bisa dibilang sulit untuk diajarkan.
Dengan keberadaan AR, siswa dapat lebih memahami tentang sistem tata surya
karena dalam AR mereka dapat melihatnya dalam bentuk tiga dimensi dan bisa
menampilkan informasi tentang objek yang mereka lihat. Berbeda halnya dengan
gambar tata surya yang ada pada buku sains milik mereka, yang hanya mempu
dilihat secara dua dimensi. Dengan menggunakan AR mereka bisa melakukan
pembesaran maupun pengecilan objek, memutar objek serta melihat objek dari
sudut pandang manapun.
Contoh penerapan AR dalam
pendidikan yang selanjutnya adalah menggunakan aplikasi Construct 3D. Aplikasi Construct 3D tersebut bisa membantu siswa untuk
belajar mengenai matematika, geometri dan mechanical engineering. Dengan adanya
aplikasi tersebut, maka siswa akan lebih mudah dalam membangun sebuah objek
atau bidang geometri secara tiga dimensi dan dapat mengetahui ukuran dari objek
tersebut, serta siswa juga dapat mengerti tentang tata cara penggunaan
teknologi.
Dengan begitu, penerapan teknologi Augmented Reality pada bidang pendidikan sangatlah efektif, karena siswa akan lebih mudah memahami pelajaran dengan visualisasi yang jelas. Dengan demikian, guru akan lebih mudah menjelaskan suatu materi melalui teknologi AR dan siswa tidak akan bosan terhadap suasana pembelajaran serta dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan.
1 komentar:
Terimakasih informasinya ... :) :v
EmoticonEmoticon